5 Anak Berkebutuhan Khusus yang Sukses
Setiap anak yang lahir ke dunia adalah anugerah Tuhan yang harus dijaga, dirawat, dan dipelihara dengan baik. Bagaimana pun kondisi dan keadaan si bayi saat dilahirkan, mereka tetap akan membawa kebahagiaan bagi keluarganya. Tidak terkecuali bagi anak yang terlahir dengan kondisi yang tidak normal. Sebagian besar keluarga menganggap hadirnya bayi seperti ini di tengah-tengah kehidupan mereka dapat menimbulkan masalah, terutama bagi kedua orang tuanya. Namun jika kita tetap memperhatikan dan merawat si anak dengan baik, bukan tidak mungkin mereka menghasilkan sebuah talenta yang belum tentu dimiliki oleh orang lain.
5 Anak Berkebutuhan Khusus yang Sukses
Berikut sejumlah anak yang berkebutuhan khusus namun sukses dalam karir yang dijalaninya.
1. Stephanie Handoyo
Gadis yang lahir pada 5 November 1991 ini merupakan anak penderita down syndrome yang berhasil memecahkan rekor MURI sebagai pemain piano yang mampu membawakan 22 lagu berturut-turut, serta pembawa obor Olimpiade London 2012. Selain itu jejak prestasi Stephanie sudah tergores di sejumlah deretan piala penghargaan mulai dari juara I di bidang renang gaya dada 50 meter Pekan Olahraga Nasional Special Olympic Indonesia 2010, dan gaya dada 50 meter Specual Olympics World Summer Games 2011 Athena. Stephanie putri pasangan dari Maria Yustina dan Santoso Handojo sejak kecil memang sudah mulai mengikuti kegiatan positif khususnya di bidang olahraga seperti berenang dan bulutangkis. Bahkan, saat menginjak usia 12 tahun, ia berhasil meraih juara 1 pada kejuaraan Porcada.
2. Reviera Novitasari
Putri kelahiran 30 Oktrober 1993 merupakan anak penderita down syndrome yang berhasil mendapatkan medali perunggu renang 100 meter gaya dada pada kejuaraan renang internasional di Canberra, Australia, 11-13 April 2008. Kemampuan renangnya sudah menonjol sejak kecil dibandingnya anak cacat lainnya. Sadar akan bakat anak keempatnya itu, orang tuanya memfasilitasi Reviera dengan latihan renang seminggu dua kali di Club SOINA (Special Olympic Indonesia) Sunter Jakarta. Derita yang dialami Reviera tidak pernah terbayangkan sebelumnya dan bahkan selama tiga tahun kedua orang tuanya tidak bisa menerima kehadirannya. Hingga akhirnya dia disekolahkan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Dian Grahita Kemayoran Jakarta. Bahkan ketika menginjak kelas 2 SMP di luar dugaan terjadi, gadis cantik ini mementahkan ramalan dokter dengan tiba-tiba bisa menulis, membaca dan berhitung.
3. Habibie Afsyah
Putra kelahiran Jakarta 6 Januari 1988 ini bukanlah penyandang cacat fisik sejak lahir. Sebuah penyakit bernama muscular dytrophy lah yang perlahan-lahan merenggut fungsi motorik tubuh Habibie sehingga ia mulai tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya. Habibie adalah sosok internet marketing yang sukses menghasilkan duit di dunia maya. Awal dirinya mengenal dunia internet ketika ibunya mengajak Habibie mengikuti kursus internet di Singapura. Meski awalnya Habibie menolak, namun akhirnya sang ibu berhasil meyakinkan putra bungsunya untuk belajar marketing dan hidup secara mandiri. Dengan tekun, Habibie terus berusaha hingga nilai komisinya meningkat menjadi US$ 124, US$ 500, US$1.000 dan US$2.000. Penghasilan dari Amazon tersebut kemudian digunakan Habibie untuk mengikuti berbagai kursus lainnya seperti Dokterpim, dan Indonesia Bootcamp. Saat ini Habibie sudah berhasil menerbitkan e-book panduan sukses dari Amazon, membuat situs jual beli properti (rumah101.com) dan menjadi trainer di acara seminar Eprofitmatrix bersama sang guru, Suwandi Chow.
4. Ade Wonder Irawan
Dia adalah sang pianis tuna netra kelas dunia yang lahir di Colchester Inggris 15 Januari 1994. Pemuda berwajah tampan dan bertubuh atletis ini lahir dengan potensi yang sangat besar, kepiawaiannya telah diakui oleh para master pianis di dunia. Ade terlahir sebagai tuna netra dari keluarga Irwan Subajio dan Endang Irawan. Meski tergolong pendiam namun hal ini berbanding terbalik ketika ia berada di depan piano, ia berubah menjadi pemuda yang expresif dan energik memainkan jari jemarinya di atas deretan tuts piano. Selain bermain piano, Ade juga biasa melakukan scatting yang banyak dipelajari dari penyanyi jazz kelas dunia yaitu George Benson. Ade sudah mengenal piano pada usia 3 tahun, ketika dia sudah mengenal musik dan sering memainkan piano mainan miliknya dan sering menonton pertunjukan jazz. Setelah ia mendengarkannya sekitar 30 menit sanpai 1 hari, dia telah mampu memainkan musik tersebut dengan sangat baik.
5. Rafi Abdurrahman Ridwan
Keterbatasan alat indera tidak menghalangi Rafi Abdurrahman Ridwan pria kelahiran Jakarta, 20 Juli 2002 untuk berkarya dan berprestasi sebagai desainer cilik. Lewat rancangan busananya, nama Rafi melambung di luar negeri. Bahkan super model Amerika Serikat, Tyra Banks memuji Rafi saat perhelatan final America’s Next Top Model di Bali beberapa bulan lalu. Rafi menderita tuna rungu sejak lahir, derita yang dialaminya ini terkait dengan virus Rubella saat di dalam kandungan. Sejak kecil Rafi hobi menggambar dan semakin dewasa kreativitas Rafi dalam hobi menggambar justru terasah. Coretan kasar Rafi tentang baju lambat laun berubah jadi desain yang unik. Siapa sangka, berawal dari coretan itulah, karya Rafi diakui tidak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri.
Nah, ternyata keterbatasan yang mereka miliki tidak menghalangi semangatnya untuk berkarya, sukses, dan membanggakan orang tua. Bagi kita yang tidak memiliki keterbatasan hendaknya harus lebih semangat lagi dalam mengembangkan diri agar dapat sukses.