Tes Ishihara, Deteksi Dini Buta Warna Pada Anak

Tes Ishihara, Deteksi Dini Buta Warna Pada Anak
Tes Ishihara merupakan tes buta warna melalui gambar Ishihara. Tes ini menggunakan titik-titik warna yang tersusun sedemikian rupa dan terdapat sebuah angka yang tersembunyi. Bagi mereka yang bermata normal, tidaklah masalah untuk membaca angka-angka itu. Sebaliknya, jika memiliki pandangan mata yang tidak normal, maka akan sulit membaca angka yang tersembunyi dalam pola titik-titik pada tes Ishihara.
Buku Ishihara ditemukan oleh professor dari Jepang, Dr. Sinobu Ishihara. Pada tahun 1910 Dr. Sinobu masuk ke militer Jepang sebagai instruktur di kedokteran militer. Di tempat ini ia selain memeriksa dan mengobati pasien juga diminta untuk mengetes calon anggota militer Jepang untuk ketidaknormalan pada matanya. Maka digunakanlah buku Ishihara yang awalnya merupakan lukisan cat air yang menggunakan symbol Hiragana.
Dr. Sinobu memang ditugaskan untuk mengetes para anggota militer agar mengingat Jepang yang pada saat itu tengah melakukan ekspansi militer besar-besaran. Berkaitan dengan hal ini pemerintah Jepang diharuskan untuk mengeksplorasi dan memproduksi persenjataan militer. Banyak pemuda Jepang saat itu yang dianggap mampu untuk mewujudkan produksi senjata. Sayangnya, ada beberapa kendala yang mereka alami, mereka belum bisa menyempurnakan pengembangan teknologi atom dan nuklir karena beberapa tenaga ahli kesulitan membedakan warna pada unsur-unsur kimia pembuat nuklir berbahan atom untuk persenjataan. Kendala ini disampaikan pada Universitas Tokyo. Akhirnya, pada tahun 1910 dikirimlah Dr. Shinobu Ishihara untuk memeriksa dan mengobati pasien serta mengetes calon anggota militer Jepang. Setelah diperiksa, ternyata hasil tesnya positif. Bagi anggota militer yang sulit membedakan warna, maka ia ditempatkan pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan unsur kimia. Sementara bagi mereka yang bermata normal dipekerjakan sebagai pembuat senjata kimia Jepang.
Buta warna merupakan kekurangan penglihatan atas warna. Mata tidak akan dapat melihat warna seperti biasanya karena ada masalah pada pigmen reseptor warna. Jika salah satu pigmen hilang, maka mata akan memiliki masalah dalam melihat warna tertentu. Lantas, warna apa yang sulit dilihat penderita buta warna? Biasanya mereka akan kesulitan melihat warna merah, hijau, biru atau campuran warna-warna primer ini.
Buta warna antara lain disebabkan karena faktor genetika yang diturunkan oleh orang tua. Jika orang tua mengalami buta warna, maka 50% kemungkinan anak akan mewarisi kelainan kromosom yang menyebabkan cacat pada retina mata, sehingga mengalami buta warna. Biasanya akibat faktor genetika itu, buta warna banyak diderita oleh anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.