Tes Ishihara, Deteksi Dini Buta Warna Pada Anak

Tips Mengetahui Buta Warna Pada Anak
Lantas, apa tanda-tanda anak mengalami buta warna? Segera kumpulkan informasi dengan melakukan deteksi dini apakah anak mengalami buta warna karena sedikit banyak hal itu akan mengganggu kegiatan belajarnya di sekolah. Itulah sebabnya, sebelum anak masuk ke jenjang pendidikan di sekolah, maka orang tua harus melakukan pengamatan untuk mengetahui apakah anak mengalami buta warna dengan beberapa metode sederhana sebagai berikut.
1. Cobalah menyuruh anak mewarnai gambar daun dengan menggunakan crayon. Mintalah ia untuk mewarnai daun itu. Jika selalu menggunakan warna merah untuk mewarnai daun, maka bisa jadi anak mengalami buta warna dengan melihat semua obyek berwarna hijau menjadi merah.
2. Buatlah lingkaran-lingkaran bersambung dengan warna-warna lembut, misalnya merah muda, kuning muda, hijau muda atau putih. Jika anak menyebutkan semua warna tersebut dengan putih maka ada kemungkinan anak buta warna.
3. Ambillah sebuah daun berwarna hijau. Mintalah anak menebak daun itu berwarna apa? Jika ia menyebutkan bahwa daun itu berwarna merah atau cokelat, artinya ada kemungkinan ia mengalami buta warna.
Nah, jika belum yakin juga apakah anak mengalami buta warna, ajaklah anak untuk melakukan tes Ishihara.
1. Siapkan plates Ishihara yang bisa Anda dapatkan dengan mengunduh dari internet. Plates Ishihara terdiri dari 24 plates yaitu pada plates 1-17 berisi angka, plates 18-24 berisi satu atau dua baris yang berkelok. Seseorang dianggap tidak mengalami buta warna jika mampu membaca angka yang ada dalam plates dan berhasil menelusuri garis-garis yang berkelok-kelok itu.
2. Duduklah sekitar 75 cm dari layar monitor dan letakkan plates itu sejajar dengan mata.
3. Gunakan cahaya yang ringan, jangan terlalu terang atau redup karena hal itu akan mempengaruhi perubahan warna pada plates.
4. Mulailah mengidentifikasi nomor yang tersembunyi dalam plates.
5. Lakukan hingga semua terbaca untuk mengukur keparahan buta warna.
Jika anak memang sulit untuk membedakan warna-warna itu. Janganlah panik, barangkali memang anak harus lebih banyak belajar mengenal warna. Jika memang itu masih sulit dilakukan anak, segera konsultasikan dengan dokter.
Gejala buta warna akibat penyakit memang dapat dikurangi dengan pengobatan, akan tetapi jika diakibatkan karena genetik hingga saat ini belum ditemukan obatnya. Jika anak mengalami buta warna memang akan mempengaruhi pendidikannya di sekolah. Kadang anak akan mengalami kesulitan belajar. Itulah sebabnya guru harus diberitahu masalah ini. Selain itu anak-anak yang mengalami buta warna akan mempengaruhi pilihan pekerjaannya kelak. Misalnya, anak-anak itu tidak bisa melakukan pekerjaan seperti ahli kimia, masinis, pemandu lalu lintas atau pilot yang memerlukan pemahaman warna dalam bekerja. Walaupun demikian, masih ada peluang berkarya lainnya bagi mereka, jadi tetap optimis walaupun ada kelainan mata.
Baca juga:
5 Tips Agar Anak Rajin Menulis di Sekolah